jalanalakid.blogspot.com - Sabtu, 10 Januari 2015

Jalan-jalan ala KID yang pertama menuju ke pulau Sulewesi tepatnya Sulawesi Selatan, Kabupaten Tana Toraja. Di tanah ini saya ingin mencoba satu kuliner yang terkenal dari suku yang merupakan suku saya juga, yaitu Kopi Toraja.

Kopi Toraja terkenal karena memiliki sensasi rasa kopi yang kuat dan memiliki penampilan yang bening seperti teh ketika kopi di tuangkan ke dalam cangkir. Kopi ini juga dapat dinikmati tanpa menambahkan gula ke dalamnya.

Kopi Toraja sangat baik di hidangakan dari bubuk kopi yang di dapat dari biji kopi yang baru digiling. Karena rasa kopi akan terasa sangat kuat.

Bubuk kopi digiling langsung ditadah pada dripper (pembuat kopi) dengan teknik drip alias kopi tetes. Alat ini dilengkapi dengan kertas saring dan wadah di bawahnya. Air dituangkan di atas dripper yang berisi sekitar 10 gram bubuk kopi. Pertama-tama, kita tuangkan air sedikit, lalu meletakkan kembali tekonya ke atas api. Air Kopi yang kecoklatan, Sedikit demi sedikit menetes dalam gelas.

Tak lama kemudian, kita menuang kembali airnya untuk kedua kalinya. Kemudian untuk yang ketiga kalinya, air dituangkan lebih banyak ke kopi. Penyiraman kopi harus dimulai dari tengah, kemudian membuat gerakan melingkar seperti obat nyamuk hingga mencapai tepi. Kemudian lakukan gerakan yang sama ke arah tengah.

Proses penyiraman dilakukan enam kali, di mana kopi dalam wadah akan mencapai tanda "2" yang berarti bahwa untuk dua cangkir atau sekitar 240 mililiter. Disarankan untuk menggunakan 10 gram biji kopi untuk membuat dua cangkir kopi. Orang-orang Jepang dan Amerika sangat senang untuk minum kopi dengan cara ini, karena dapat menemukan aroma kopi yang nyata. Bahkan Jepang memiliki lebih rinci dalam peracikan kopi drip dengan teknik ini.

Sebenarnya saya sangat tidak terlalu menyukai kopi instan sejak kecil. Tetapi untuk Kopi Toraja ini, silahkan kalian cicipi sendiri.

#JalanAlaKid

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Prev
...
Komentar (0)
Komentar

Tidak ada komentar:

Don't Miss

Jangan Lewatkan